Jumat, 30 Desember 2016

TUGAS TERSTRUKTUR                                                  DOSEN PENGASUH
Evaluasi Pendidikan                                                              Dr. Hj. Nuril Huda, M. Pd
                                                                                                
                                                                                                        


PERANAN EVALUASI PENDIDIKAN





OLEH:

NORMALIANA
NIM. 1502521465



INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
 PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2016





KATA PENGANTAR
            Dengan mengucap Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa selalu melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam atas junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta sahabat, kerabat dan orang-orang yang mengikuti langkah beliau hingga akhir zaman. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Peranan Evaluasi Pendidikan “.
            Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan dalam rangka memperbanyak ilmu pengetahuan dan juga sebagai salah satu syarat yang wajib di penuhi. Penyusun sepenuhnya sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya di sebabkan keterbatasan pengetahuan penyusun oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini yang akan datang.
            Dalam proses penyelesaian makalah ini kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
Ibu Dr. Hj. Nuril Huda, M.Pd  selaku dosen mata kuliah Evaluasi Pendidikan.
            Akhirnya penyusun mengharapkan semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi diri penyusun dan juga bermanfaat bagi orang lain.
                                                        Banjarmasin,  Juni  2016


                                                        Penyusun





BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu komponen yang menjadi sasaran peningkatan kualitas pendidikan adalah sistem pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran ini merupakan tanggungjawab guru dalam mengembangkan segala potensi yang ada pada siswa. Tujuan pokok proses pembelajaran adalah untuk mengubah tingkah laku siswa berdasarkan tujuan yang telah direncanakan dan disusun oleh guru sebelum proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Perubahan tingkah laku itu mencakup aspek intelektual.
Penilaian dalam proses pembelajaran merupakan suatu proses untuk mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasi informasi untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran sebagai tolak ukur untuk memperbaiki tujuan pembelajaran yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Sebagai bagian yang sangat penting dari sebuah proses pembelajaran, penilaian dalam proses pembelajaran hendaknya dirancang dan dilaksanakan oleh guru. Dengan melakukan penilaian dalam  proses pembelajaran, guru  dapat mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran dan akan memperoleh bahan masukan untuk menentukan langkah selanjutnya. Akhirnya, keefektifan suatu proses pembelajaran banyak ditentukan oleh peran penilaian dalam proses pembelajaran itu sendiri. Penilaian sebagai salah satu komponen utama proses pembelajaran harus dipahami, direncanakan dan dilaksanakan dalam upaya mendukung keberhasilan peningkatan mutu proses pembelajaran. Mengingat hal tersebut, perlu dilakukan penilaian dalam proses pembelajaran secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai alat pemantau tentang keefektifan proses belajar serta kemampuan peserta didik dalam belajar.
Penilaian dalam proses pembelajaran merupakan bagian penting dari proses pembelajaran, karena itu hendaknya dilakukan oleh guru agar dapat memperoleh informasi proses kemajuan belajar siswa dan informasi keefektifan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Penilaian dalam proses pembelajaran lebih dapat berfungsi memberikan informasi tentang siswa yang sudah memahami materi atau yang belum menguasai. Dengan demikian perlu diupayakan agar guru melakukan penilaian dalam proses pembelajaran di samping melakukan penilaian hasil belajar.
  


BAB II
PEMBAHASAN
A.                Peranan Evaluasi Pendidikan
1.                  Pengertian, Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan
a.                   Pengertian Evaluasi Pendidikan
Dilihat dari segi bahasa, evaluasi berasal dari kata Bahasa Inggris; evaluation. Sedang dalam Bahasa Arab; al-Taqdir (التقدير), dan dalam Bahasa Indonesia; penilaian,(KBBI:400) yang akar katanya adalah value (inggris), al-Qimah (arab), nilai (Indonesia). (Anas Sudijono,2011:1) Sementara pendidikan merupakan sebuah program. Program yang melibatkan sejumlah komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan. Evaluasi pendidikan juga diartikan dengan proses untuk memberikan kualitas yaitu nilai dari kegiatan pendidikan yang telah dilaksanakan, yang mana proses tersebut berlangsung secara sistematis, berkelanjutan, terencana, dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur. ( Zaenal Arifin,2010:5-6)
Dari beberapa pendapat di atas, pendapat Robert O. Brinkerhoff & Cs (1983) perlu diketahui. Ada sepuluh pertanyaan untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan evaluasi.
1)      Apa Arti Evaluasi?
2)      Untuk Apa Evaluasi?
Sriven (1967) membedakan antara evaluasi formatif dan evaluasi sumatif sebagai fungsi evaluasi yang utama. Fungsi formatif, dimana evaluasi dipakai untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang berjalan (program, orang, produk, dan sebagainya). Sedangkan fungsi sumatif menyangkut evaluasi yang dipakai untuk pertanggungjawaban, keterangan, seleksi atau lanjutan. Jadi, evaluasi hendaknya membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program, perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi, menambah pengetahuan dan dukungan dari mereka yang terlibat.
3)      Apa Objek Evaluasi?
Hampir semua unit training dapat dijadikan objek suatu evaluasi. Siswa atau mahasiswa sudah merupakan objek yang populer bagi evaluasi pendidikan. Yang lain-lainnya seperti proyek atau program institusi pendidikan yang sekarang menjadi obyek evaluasi yang semakin populer. (Farida Yusuf,2008: 4)
4)      Aspek dan Dimensi Objek Apa yang Akan Dievaluasi?
Akhir-akhir ini, usaha evaluasi ditujukan untuk memperbanyak variabel evaluasi dalam bermacam-macam model evaluasi. Model CIPP dari Stufflebeam mengemukakan evaluasi yang berfokus pada empat aspek, yaitu: konteks, input, proses, implementasi, dan produk.
Evaluasi lengkap terhadap evaluasi pendidikan akan menilai misalnya manfaat tujuannya, mutu rencana, sampai sejauh mana tujuan dijalankan, dan mutu hasilnya. Jadi, evaluasi hendaknya berfokus pada tujuan dan kebutuhan, desain training, implementasi, transaksi, dan hasil training. (Farida Yusuf,2008:5)
5)      Kriteria Apa yang Dipakai untuk Menilai Suatu Objek?
Tampaknya ada persetujuan di antara ahli evaluasi bahwa kriteria yang dipakai untuk menilai suatu objek tertentu hendaknya ditentukan  dalam konteks tertentu dan fungsi evaluasinya. Jadi hal-hal yang harus diperhatikan  dalam menentukan kriteria penilaian suatu objek ialah:
a)    Kebutuhan, ideal, dan nilai-nilai
b)   Penggunaan yang optimal dari sumber-sumber dan kesempatan
c)    Ketepatan efektivitas training
d)  Pencapaian tujuan yang telah dirumuskan dan tujuan penting lainnya. Kriteria yang ganda hendaknya sering dipakai.
6)      Siapa yang Harus Dilayani oleh Evaluasi?
Supaya evaluasi betul-betul bermanfaat, maka evaluasi itu harus berguna untuk audiensi khusus. Kebanyakan literatur evaluasi tidak menyarankan siapa audiensi yang tepat. Namun ada tiga hal yang diusulkan Farida Yusuf Tayibnapis, yaitu:
a)      Evaluasi dapat mempunyai lebih dari seorang audiensi
b)      Masing-masing audiensi mungkin punya kebutuhan yang berbeda
c)              Audiensi khusus kebutuhannya harus dirumuskan dengan jelas pada waktu memulai rencana evaluasi. (Farida Yusuf,2008:6)
7)      Apa Langkah-Langkah dan Prosedur yang dalam Evaluasi?
Proses melakukan evaluasi mungkin saja berbeda sesuai persepsi teori yang dianut, ada bermacam-macam cara. Namun evaluasi harus memasukkan ketentuan dan tindakan sejalan dengan fungsi evaluasi, yaitu:
a)      Memfokuskan evaluasi
b)      Mendesain evaluasi
c)      Mengumpulkan informasi
d)     Menganalisis informasi
e)      Melaporkan hasil evaluasi
f)       Mengelola evaluasi
g)      Mengevaluasi evaluasi
8)      Metode Apa yang Akan Digunakan dalam Evaluasi?
9)      Siapa yang Akan Melakukan Evaluasi?
Untuk menjadi evaluator yang kompeten dan dapat diandalkan, ia harus mempunyai kombinasi berbagai ciri, antara lain: mengetahui dan mengerti teknik pengukuran dan metode penelitian, mengerti tentang kondisi sosial dan hakikat objek evaluasi, mempunyai kemampuan human relation, serta bertanggung jawab. Karena sulit mencari orang yang mempunyai begitu banyak kemampuan, maka sering evaluasi dilakukan oleh suatu tim.
10)    Apa Standar untuk Menilai Evaluasi?
Akhir-akhir ini telah dicoba pengembangan standar untuk kegiatan evaluasi pendidikan. Standar yang paling komprehensip dan rinci dikembangkan oleh Committee on Standard for Educational Evaluation (Joint Committee, 1981) dengan ketuanya Daniel Stufflebeam, yaitu:
a)   Utility (bermanfaat dan praktis)
b)   Accuracy (secara teknik tepat)
c)   Feasibility (realistik dan teliti)
d)   Proppriety (dilakukan dengan legal dan etik)
Tidak ada satu evaluasi pun dapat diharapkan mencapai standar tersebut,  dan sampai sejauh mana kesepakatan evaluator akan kepentingan standar tersebut masih perlu ditentukan. Lee J. Cronbach (1980) mengatakan bahwa standar yang digunakan untuk melakukan evaluasi mungkin tak sepenting konsekuensinya. Ia mengatakan evaluasi yang baik ialah yang memberikan dampak positif pada perkembangan program.
Dari beragam pendapat di atas, penulis menangkap bahwa yang dimaksud dengan evaluasi pendidikan adalah suatu kegiatan (proses) yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan, dan tenaga ajar untuk menilai kegiatan pendidikan secara berkesinambungan dan sistematis.
Proses melakukan evaluasi mungkin saja berbeda sesuai persepsi teori yang dianut, ada bermacam-macam cara. Namun evaluasi harus memasukkan ketentuan dan tindakan sejalan dengan fungsi evaluasi, yaitu:
1)Memfokuskan evaluasi
2)      Mendesain evaluasi
3)      Mengumpulkan informasi
4)      Menganalisis informasi
5)      Melaporkan hasil evaluasi
6)      Mengelola evaluasi
7)      Mengevaluasi evaluasi
Dari beragam pendapat di atas, penulis menangkap bahwa yang dimaksud dengan evaluasi pendidikan adalah suatu kegiatan (proses) yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan, dan tenaga pengajar untuk menilai kegiatan pendidikan secara berkesinambungan dan sistematis.
b.      Tujuan Evaluasi Pendidikan
Menurut Anas Sudijonno, tujuan evaluasi pendidikan terbagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1)      Tujuan umum  evaluasi pendidikan bertujuan untuk memperoleh data pembuktian, yang akan menjadi petunjuk sampai di mana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan kurikuler serta bertujuan untuk mengukur, menilai tingkat efektifitas mengajar dan metode yang telah diterapkan oleh pendidik dalam proses pendidikan.
2)      Tujuan khusus adalah evaluasi pendidikan bertujuan untuk memberikan rangsangan kepada peserta didik dalam menempuh program pendidikan (memunculkan sikap untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasi), serta bertujuan untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan atau ketidakberhasilan peserta didik dalam melaksanakan proses pendidikan.(Anas Sudijono,2015:16-17)
Lebih singkatnya, Worten, Blaine R, dan James R, Sanders (1987) merumuskan tujuan evaluasi pendidikan sebagai berikut:
1)      Membuat kebijaksanaan dan keputusan.
2)      Menilai hasil belajar yang dicapai para pelajar.
3)      Menilai kurikulum.
4)      Memberi kepercayaan kepada sekolah.
5)      Memonitor dana yang telah diberikan.
6)      Memperbaiki materi dan program pendidikan.(Farida Yusuf,2000:3)
c.       Fungsi Evaluasi Pendidikan
Evaluasi mempunyai fungsi yang bervariasi di dalam proses belajar mengajar, yaitu sebagai berikut:
1)      Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru.
2)      Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar.
3)      Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar.
4)      Sebagai sarana umpan balik seorang guru, yang bersumber dari siswa.
5)      Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
6)      Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa.
Menurut Nana Sudjana (1991:11) penilaian yang dilakukan terhadap proses belajar mengajar berfungsi sebagai berikut :
a.       Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus.
Dengan fungsi ini dapat diketahui  tingkat penguasaan bahan pelajaran yang dikuasai oleh para siswa. Dengan kata lain, dapat diketahui hasil belajar yang dicapai para siswa.
b.      Untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilakukan guru. Dengan fungsi ini guru dapat mengetahui berhasil tidaknya pengajaran.  Rendahnya hasil  belajar yang dicapai siswa tidak semata-mata disebabkan kemampuan siswa, tetapi juga bisa disebabkan kurang berhasilnya guru mengajar. Melalui penilaian , berarti menilai kemampuan guru itu sendiri dan hasilnya dapat dijadikan bahan dalam memperbaiki tindakan mengajar berikutnya. (Djamarah,2010: 249)
Selain pendapat diatas, dengan cara lain dapat dikatakan bahwa  tujuan dan fungsi evaluasi  sebagai  selektif, diagnostik, penempatan, dan untuk pengukur keberhasilan.
a.       Selektif
Evaluasi  untuk keperluan seleksi dalam rangka untuk :
1.      Memilih siswa yang dapat diterima disekolah tertentu
2.      Memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
3.      Memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
4.      Memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah.
b.      Diagnostik
Evaluasi diagnostik ini berfungsi untuk mengetahui kelemahan siswa dan sebab-sebabnya serta kebaikan akhirnya guru akan menetapkan cara untuk memperbaiki kelemahan siswa tersebut. Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih mudah mencari cara untuk mengatasinya.
c.       Penempatan
Penempatan dilaksanakan untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan serta dapat mengikuti pendidikan pada jenis/ jenjang yang sesuai dengan bakat, minat serta kemampuan peserta didik. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.
d.      Pengukur keberhasilan.
Pengukur keberhasilan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. (Suharsimi Arikunto,2013:18-19)
Berdasarkan beberapa  pendapat diatas dapat dipahami bahwa tujuan dan fungsi evaluasi adalah sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru, untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar,mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar, sebagai sarana umpan balik seorang guru, yang bersumber dari siswa, sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa, dan  sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua.
     Ada tiga faktor yang perlu dipahami oleh seorang guru dalam proses pembelajaran. Tiga faktor ini memiliki posisi strategis guna membawa siswa dalam mencapai satu tahapan mampu melakukan perubahan perilaku. Ketiga faktor yang dimaksud, yaitu metode evaluasi, cara belajar, dan tujuan pembelajaran.
Metode evaluasi

Tujuan belajar
Cara Belajar



Seorang guru perlu memahami metode evaluasi. Adapun yang dimaksud dengan metode evaluasi adalah cara-cara evaluasi yang digunakan oleh seorang guru agar memperoleh informasi yang diperlukan. Dari pemahaman bermacam-macam metode evaluasi tersebut, kemudian dipilih yang tepat untuk dapat diterapkan kepada peserta didik. (Sulistyorini, 2009: 66)
 Menurut Acman (1960), tujuan pendidikan secara umum berasal dari tiga sumber, yaitu a) study of the pupil, b) study of the society in which they live, and c) the judgment of the informad educational specialist. Tujuan pendidikan dapat ditunjukan tiga macam sumber yaitu a) pembelajaran bagi siswa b) pembelajaran dari masyarakat di mana mereka hidup, dan c) dari pertimbangan para ahli pendidikan. (Sulistyorini, 2009: 67)
B.                Mengidentifikasi Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku yang telah direncanakan secara sistematis oleh seorang guru sebagai akibat pengalaman pendidikan dapat diungkap melalui proses evaluasi yang dibedakan dalam dua cara, yaitu a) proses testing (testing procedures), dan b) proses nontesting.
Testing prosedur, termasuk tes yang direncana dan dikembangkan oleh seorang guru, maupun oleh para ahli evaluasi yang mendalami dan menekuni masalah tes dan ujian. Yang termasuk testing prosedur ini di antaranya ialah tes yang menggunakan a) papers and pencils (kertas dan pensil), b) tes tertulis, c) tes lisan, d) tes penampilan.
Yang termasuk proses nontesting diantaranya cara mengekplorasi informasi atau data tidak melalui tes: a) wawancara, b) anecdotal recodrs, sosiometri, kuesioner, metode rengking, data rating. Proses ini pada umumnya berusaha meringkas hasil dari sampel dari peserta didik.
Ada dua hambatan yang mencegah terjadinya evaluasi yang komprehensif  terhadap tujuan pendidikan yang ditetapkan. Pertama, kesulitan menerjemahkan tujuan pendidikan kedalam sikap, minat dan perilaku siswa. Sering kali terjadi perubahan yang terindentifikasi tidak mendalam dan cenderung hanya secara kasar saja. Kedua, kadang perubahan total yang diinginkan pada siswa mungkin tidak terobservasi sampai jangka waktu yang lama,berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun selama mengikuti proses pendidikan. Seharusnya guru melihat perubahan pada siswa melalui beberapa aspek, diantaranya penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan terpuruknya rasa saling dengan sesama siswa.
Guru dapat mulai dari menghafal para siswanya, seperti nama alamat, pengalaman sekolah, nama orang tua, pekerjaan orang tua, hobi, dan lain sebagainya. Nama-nama siswa perlu dihafalkan agar merasa dekat dan kaitannya dengan moral antara guru dan siswa. Dengan mengamati, guru pun dan dapat memahami kondisi sosial ekonomi, tingkah laku sisswa, kondisi fisik, pendidikan latihan (training) yang telah di ikuti bahkan hobi dan harapan siswa pada masa mendatang.
Dasar pertimbangan dalam menentukan apakah siswa masuk kategori pandai, sedang, atau lemah dalam proses belajar mengajar dapat diungkapkan melalui evaluasi yang insentif dengan menerapkan teknik-teknik yang tepat. Mengenal siswa perlu waktu lama dan teknik yang komplek. Untuk mencapai pengenalan siswa yang mendekati benar, merupakan kombinasi antara ketrampilan guru, observasi yang cermat, instrumen tes yang baku, dan keterampilan klinis yang memadai. (Sulistyorini, 2009 : 71-74)

C.          Tiga Batasan Penting dalam Evaluasi
 Ada tiga batasan dalam evaluasi yang memiliki makna yang berbeda, tapi sering diartikan sama oleh tenaga pendidik. Adapun tiga batasan tersebut adalah , evaluasi, pengukuran, dan tes.
1.      Evaluasi
            Evaluasi menurut Bloom (1971)         “Evaluation, as the systematic collection of evidence to determine whether in fact certain changes are taking place in the learners as well as to determine the amount or degree of change in individual students.” Artinya : Evaluasi, sebagaimana kita lihat adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa. Sedangkan Stufflebeam (1971)“Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives.”Artinya: Evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternative keputusan.
2.      Pengukuran (measurement)
Pengukuran (measurement) menurut Wandt dan Brown (1977) mengatakan bahwa : Measurement means the act or process of axestaining the extent or quantity of something. Pengukuran adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan luas kuantitas dari sesuatu.
3.      Tes
Tes adalah suatu  alat  atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian . Menurut Anne Anastasi  dalam karya tulisnya berjudul Psychological Testing  yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang obyektif  sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk dapat mengukur dan membandingkan keadaan psikis  atau tingkah laku individu.
Adapun menurut F.I Goodenough, tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka, satu dengan yang lain. ( Anas Sudijono,2015: 66-67). Cronbach (1984) mengemukakan bahwa a test is a systematic prosedur for observing behavior and describing it with the aid of numerical scales or fixed categories yang artinya tes merupakan proses pengamatan yang sistematis untuk mengetahui tingkah laku atau kemampuan siswa dan menggambarkannya dengan skala atau kategori-kategori yang pasti.
Berdasarkan  beberapa definisi diatas dapat dipahami bahwa tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan, dalam bentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus dikerjakan sehingga dapat dihasilkan nilai yang dapat melambangkan tingkah laku atau prestasi, nilai mana yang dapat   dibandingkan dengan nilai standar tertentu.
D.Hubungan antara Tujuan, KBM  dan  Evaluasi
Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat tiga komponen ( Suharsimi, 2013: 38-39),yaitu antara lain :
a). Tujuan Pembelajaran
b). Kegiatan Pembelajaran atau KBM
c). Evaluasi.
Triangulasi tersebut dapat dilihat pada bagan berikut :
Tujuan
Evaluasi
KBM
 




Penjelasan dari bagan triangulasi adalah demikian:
1.        Hubungan antara Tujuan dengan KMB
Kegiatan belajar-mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, anak panah yang menunjukan hubungan antar keduannya mengarah pada tujuan dengan makna bahwa KBM mengacu pada tujuan, tetapi juga mengarah dari tujuan ke KBM, menunjukan langkah dari tujuan dilanjutkan pemikirannya ke KBM. Jadi kegiatan belajar mengajar  yang ideal adalah harus sesuai dengan tujuan yang diinginkan.  
2.        Hubungan antar Tujuan dengan Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah tercapai. Dengan demikian maka anak panah berasal dari evaluasi menuju ketujuan. Di sisi lain, jika dilihat dari langkah, dalam menyusun alat evaluasi ia mengacu pada tujuan yang sudah dirumuskan. Jadi seharusnya seorang guru harus mengacu kepada tujuan yang telah dirumuskan dalam mengadakan evaluasi. Agar terjalin kerjasama yang sejalan antara tujuan dan evaluasi yang nantinya akan menghasilkan sasaran yang diharapkan.
3.        Hubungan antar KBM dengan Evaluasi
Seperti yang sudah disebutkan dalam nomer (1), KBM dirancang dan disusun dengan mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan. Telah disebutkan pula dalam nomer (2) bahwa alat evaluasi juga disusun dengan mengacu pada tujuan. Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga harus mengacu atau disesuaikan dengan KBM yang dilaksanakan. Sebagai misal, jika kegiatan belajar-mengajar dilakukan oleh guru dengan menitik beratkan pada keterampilan, evaluasinya juga harus mengukur tingkat keterampilan siswa, bukannya aspek pengetahuan.
Kecenderungan yang terdapat dalam praktek sekarang ini adalah bahwa evaluasi hasil belajar hanya dilakukan dengan tes tertulis, dan menekankan aspek pengetahuan saja. Hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek lain, kurang mendapatkan perhatian dalam evaluasi.




BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
                        Evaluasi merupakan  proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, mengintepretasikan dan menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya.
Adapun fungsi, makna dan tujuan evaluasi yang telah di paparkan di atas mengandung inti bahwa evaluasi dijadikan sebagai tolak ukur pembelajaran.
                                    Peranan evaluasi dalam pendidikan yakni menjadi dasar pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan, mengukur prestasi siswa, mengevaluasi kurikulum, mengakreditasi sekolah, memantau pemanfaatan dana masyarakat, memperbaiki materi dan program pendidikan. Evaluasi pembelajaran berfungsi untuk pengembangan dan akreditasi.
Perubahan perilaku yang telah direncanakan secara sistematis oleh seorang guru sebagai akibat pengalaman pendidikan dapat diungkap melalui proses evaluasi yang dibedakan dalam dua cara, yaitu a) proses testing (testing procedures), dan b) proses nontesting.
Ada tiga batasan dalam evaluasi yang memiliki makna yang berbeda, tapi sering diartikan sama oleh tenaga pendidik. Adapun tiga batasan tersebut adalah , evaluasi, pengukuran, dan tes.
Adapun prinsip  umum  dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat tiga komponen itu adalah :
a). Tujuan Pembelajaran
b). Kegiatan Pembelajaran atau KBM
c). Evaluasi
Jadi hendaknya seorang tenaga pendidik dapat mengaplikasikan evaluasi terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di suatu lembaga pendidikan karena dengan adanya evaluasi ini akan dapat menunjang kualitas dan mutu pendidikan kita. Sebagaimana evaluasi hasil belajar dan pembelajaran yang telah diuraikan diatas sangatlah penting karena dengan adanya hal tersebut  kita dapat belajar bagaimana cara mengevalausi dari kegiatan belajar mengajar  apakah sudah dapat mencapai tujuan yang diinginkan.









DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi . 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2004. Evaluasi Program Pendidikan: Panduan Teoritis Praktis bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Bloom.B.S.  1971. Handbook on Formative and Sumative Evaluation of Studen Learning,Mc. Coumbus Ohio: Graw-Hill Book Company.
Cronbach, Lee J. 1984. Essential of Psychological Testing. New York: Harper & Row Publisher
Daryanto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah. S.2010. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta Rineka Cipta
Purwanto.1990. Prinsif-Prinsif Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya.
Stufflebeam,D.L,Foley.1971.Educational Evaluation and Decision Making. Testing. New York: Harper & Row Publisher
Sudijono, Anas. 2015. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.
Sulistyorini. 2009. Evaluasi Pendidikan: Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit TERAS.
Tayibnapis, Farida Yusuf. 2000. Evaluasi Program dan Instrument Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Zaenal Arifin. 2010. Evaluasi Pembelajaran.Cet.2 Bandung:Rosda







3 komentar:

  1. blog pian keren bu....jangan lupa kunjungi blog ulun jua di http://ternyataakumakincintailmu.blogspot.co.id/

    makasih

    BalasHapus
  2. Bagus bu update dan tingkatkan terus

    BalasHapus