INTEGRASI ICT DALAM PENDIDIKAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Jurnal ini secara umum
membahas bagaimana pendidikan di India. Adapun yang di bahas adalah
persoalan-persoalan penting tentang integrasi ICT dalam pendidikan. Mengawali
tulisannya Dr. Anjali Khirwadkar mencoba
memberikan gambaran secara umum tentang pentingnya pendidikan yang bermutu bagi
sebuah Negara. Dalam pengantar tersebut Dr. Anjali Khirwadkar kemudian
memasukkan pentingnya isu teknologi dalam pendidikan dengan didukung sumber
daya manusia (guru) yang mumpuni untuk menyukseskan integrasi teknologi dalam
pendidikan. Untuk menggambarkan pentingnya peran guru dalam integrasi teknologi
dalam pembelajaran, Dr. Anjali Khirwadkar memberikan uraian tentang hasil-hasil
penelitian terdahulu yang bisa diambil sebagai landasan berpikir. Pada
pembahasan selanjutnya Dr. Anjali Khirwadkar memberikan gambaran tentang
kurikulum ataupun contoh integrasi teknologi dalam pembelajaran di kelas. Di sinilah
peran penting guru dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, pengetahuan
tentang ICT dan keterampilan untuk menggunakan TIK dalam pembelajaran merupakan
sebuah keniscayan bagi seorang guru. Guru diharapkan dapat mengintegrasikan TIK
ke dalam proses belajar mengajar agar proses belajar mengajar lebih bermakna.
Pada bagian akhir tulisan Dr. Anjali Khirwadkar menggambarkan
tentang kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru dalam rangka integrasi ICT
dalam pendidikan. Di sini Dr. Anjali Khirwadkar memberikan gambaran pelatihan
dan materi yang bisa diberikan kepada guru dalam rangka meningkatkan kompetensi
guru, khususnya dalam bidang ICT. Mengacu pada tulisan dalam jurnal ini,
penulis berusaha membahasnya lebih mendalam, pada bagian akhir dikaitkan dengan
pembelajaran PAI.
BAB II
PEMBAHASAN
Mengawali pembahasannya Dr. Anjali Khirwadkar berupaya berpijak
pada hasil-hasil penelitian terdahulu tentang pentingnya peran guru dalam
rangka integrasi ICT dalam pembelajaran.
1.
Studi terhadap sikap, keyakinan, dan efikasi (kekuatan) yang
dimiliki guru dalam pemanfaatan komputer (TIK) dan pengembangan keterampilan computer
Beberapa
studi telah menemukan bahwa sikap individu terhadap
komputer dapat meningkatkan sebagai hasil dari instruksi terencana (Kluever,
Lam)
Secara garis
besar hasil penelitian yang diungkapkan dalam jurnal tersebut menyebutkan bahwa
sikap guru memainkan peranan penting dalam proses belajar-mengajar yang
memanfaatkan komputer dan koneksi internet. Meskipun begitu, pengamatan banyak
mengungkapkan bahwa para guru tidak memiliki kejelasan tentang bagaimana TIK
dapat menguntungkan untuk fasilitasi dan peningkatan pembelajaran. Beberapa
guru mungkin memiliki sikap positif pada TIK, tetapi guru seringkali memiliki
efikasi (kekuatan) ataupun keyakinan diri yang rendah dalam menerapkan TIK.
Efikasi diri sebagai "keyakinan individu akan kemampuan yang dimiliki
untuk mengatur dan melakukan tindakan guna mencapai tujuan tertentu."
Sikap, motivasi, kecemasan dan efikasi diri pada komputer merupakan faktor-faktor
yang mempengaruhi penggunaan komputer yang dimiliki guru dalam pembelajaran.
Secara
garis besar hasil penelitian yang diungkapkan dalam jurnal tersebut menyebutkan
bahwa sikap guru memainkan peranan penting dalam proses belajar-mengajar yang
memanfaatkan komputer dan koneksi internet. Meskipun begitu, pengamatan banyak
mengungkapkan bahwa para guru tidak memiliki kejelasan tentang bagaimana TIK
dapat menguntungkan untuk fasilitasi dan peningkatan pembelajaran. Beberapa
guru mungkin memiliki sikap positif pada TIK, tetapi guru seringkali memiliki
efikasi (kekuatan) ataupun keyakinan diri yang rendah dalam menerapkan TIK. Efikasi
diri sebagai "keyakinan individu akan kemampuan yang dimiliki untuk
mengatur dan melakukan tindakan guna mencapai tujuan tertentu." Sikap,
motivasi, kecemasan dan efikasi diri pada komputer merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi penggunaan komputer yang dimiliki guru dalam pembelajaran.
Pertentangan
dalam diri guru dan kurangnya antusiasme untuk menggunakan TIK dalam
pembelajaran juga mungkin menjadi penghambat.
Selain itu, banyak guru yang mungkin tidak memiliki keahlian pokok dan
merasa tidak nyaman untuk menggunakan TIK dalam mengajar. Kecuali jika guru
mengembangkan beberapa ketrampilan dasar dan kesediaan untuk melakukan
eksperimen pada peserta didiknya dalam menggunakan TIK pada keadaan yang tidak
menguntungkan.
Oleh
karena itu, sangat penting bahwa guru
yang profesioanl yang mampu menggunakan teknologi informasi di dalam kelas.
Melalui belajar mengajar dengan teknologi, program pembelajaran lebih unik dan
memiliki tantangan tersendiri.
Tantangan
lainnya yang dihadapi oleh guru adalah berkaitan dengan sarana dan prasarana
yang dimiliki yang dapat memberikan keluasaan bagi guru untuk mengamati proses
pembelajaran dengan baik. Atas dasar itu. Langkah yang perlu dipersiapkan
adalah mempersiapkan guru yang professional dalam rangka persiapan guru, yaitu:
memilki kompetensi tentang computer secara umum, penggunaan teknologi dalam
metode pembelajaran di kelas, kesiapan infrastuktur sekolah dan sikap peserta
didik.
2.
Pendidikan
Komputer pada tingkat Menengah
Pada tahap
selanjutnya Dr. Anjali Khirwadkar mencoba
menguraikan tentang pendidikan komputer di tingkat menengah. Panduan Kurikulum
dan Silabus Teknologi Informasi di Sekolah yang dikembangkan oleh NCERT, India,
memiliki tujuan sebagai berikut untuk tingkat sekolah menengah:
a)
Memilih perangkat IT yang tepat untuk tugas
yang diberikan; membuat / informasi mesin pencari; pemecahan masalah untuk pembelajaran
b)
Mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan sumber daya teknologi tertentu; mendemonstrasikan
perilaku hukum dan etika mengenai penggunaan teknologi dan informasi
c)
Berkomunikasi dengan berbagai khalayak
menggunakan alat IT; menggunakan berbagai alat teknologi untuk pengumpulan data
dan analisis; menggunakan alat untuk menyajikan dan mempublikasikan informasi
dengan fitur multi media interaktif; menggunakan alat untuk membuat model dan simulasi;
memanipulasi gambar.
d)
Menggunakan sumber on-line informasi untuk
kolaborasi dan komunikasi; berkolaborasi dengan orang lain untuk membangun
terkait konten pengetahuan dasar
e)
Mengembangkan strategi untuk menemukan
informasi elektronik yang relevan dan sumber-sumber tepat.
f)
Investigasi Pilihan berbasis teknologi untuk
belajar sepanjang hayat;menggunakan produktivitas, alat alat komunikasi dan keterampilan riset.
3.
Techno –
Keahlian Pedagogik
Tujuan pendidikan guru adalah untuk mengembangkan keahlian dan
pengetahuan yang sesuai di kalangan para guru untuk menggunakan dan
menggabungkan teknologi yang benar dengan cara yang sesuai dalam teknologi
pedagogik ada 3 daerah pengetahuan yang disebut isi, pedagogik (hal yang
berhubungan dengan pendidikan) dan teknologi. Pada tahapan ini Isi (C) adalah
materi pelajaran yang akan diajarkan (T). teknologi meliputi teknologi modern seperti komputer,
internet,digital video dan teknologi yang biasa termasuk overhead projector,
papan tulis, dan buku. Pedagogi (P) menjelaskan praktik yang dikumpulkan,
proses, strategi, prosedur, dan metode pengajaran dan pembelajaran. Ini juga
mencakup pengetahuan tentang tujuan dari instruksi, penilaian, dan belajar
siswa.
Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam pelatihan untuk guru. Penggunaan ICT
dalam program pelatihan guru di seluruh dunia menggunakan berbagai pendekatan
yang berbeda dengan berbagai tingkat keberhasilan. Adapun beberapa pendekatan
tersebut adalah:
a)
Pendekatan pengembangan keterampilan ICT: Guru
siswa diharapkan terampil dalam pengunaan ICT untuk kegiatan sehari-hari
mereka. Pengetahuan yang diberikan tentang tentang berbagai software, hardware
dan penggunaannya dalam proses pendidikan.
b)
Pendekatan pedagogi ICT: Penekanan pada
mengintegrasikan keterampilan ICT dalam masing-masing materi. Pendekatan ini
berguna untuk sejauh mana meningkatkan keterampilan melek TIK dan pendidikan
yang mendasari memungkinkan siswa untuk lebih mengembangkan dan memelihara
keterampilan ini dalam konteks merancang ruang kelas dan sumber belajar.
c)
Pendekatan subjek khusus. Dengan metode ini,
guru / ahli subjek tidak hanya mamahami cara-cara dan inovasi belajar tetapi
pemahaman tentang bagaimana belajar dan mengajar dengan ICT.
d)
Praktek dengan penekanan pada penggunaan ICT
dalam pelatihan guru. Fokus pada pengembangan pelajaran dan tugas dengan
menggunakan ICT dan mengimplementasikannya dalam pengalaman kerja mereka di
berbagai tingkatan. Jadi, ICT dalam pelatihan guru dapat mengambil banyak
bentuk. Guru dapat dilatih untuk bagaimana belajar menggunakan alat ICT.
Pendekatan-pendekatan tersebut tentunya berpulang pada kebijakan
masing-masing daerah dalam rangka meningkatkan pemahaman guru terhadap ICT.
4.
Kompetensi Guru
untuk mencapai Tujuan ICT
Pada bagian selanjutnya Dr. Anjali
Khirwadkar menggambarkan bagaimana profil guru yang kompeten khususnya
berkaitan dengan integrasi ICT dalam pendidikan.
a)
Memahami peran
teknologi dalam perubahan dan implikasi dari perubahan teknologi untuk
pendidikan.
b)
Membuat minat belajar di kalangan siswa melalui
utilitas unik seperti animasi, simulasi, internet, dll menunjukkan pemahaman
yang baik konsep IT dasar dan operasi.
c)
Perencanaan dan merancang lingkungan belajar
yang efektif dengan dukungan teknologi.
d)
Penggunaan pelajaran teknologi ditingkatkan
untuk memperkaya pembelajaran siswa.
e)
Mengadopsi strategi penilaian untuk
mengevaluasi (a) kompetensi siswa dalam keterampilan IT dan (b) kemampuan siswa
dalam belajar di lingkungan yang baru.
f)
Menggunakan teknologi untuk meningkatkan
kreativitas dalam pembelajaran dan profesionalisme guru.
g)
Mendemonstrasikan pemahaman tentang isu-isu
sosial, etika, hukum, dan manusia seputar penggunaan teknologi di
sekolah-sekolah.
h)
Membangun iklim lingkungan belajar dari
nilai-nilai yang mendorong pertanyaan, eksplorasi, masalah, pemecahan
pengambilan keputusan, dan kelompok kerjasama.
i)
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang
berguna dari berbagai sumber.
Materi-materi tersebut tentunya
harus dipahami secara komperhensif oleh guru agar integrasi ICT dalam pembelajaran
dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru. Disinilah pentingnya kebijakan
pemerintah berkaitan dengan peningkatan kompetensi guru, khususnya berkaitan
dengan pemanfaatan TIK.
5.
Implikasi
Integrasi ICT dalam Pembelajaran PAI
Pendidikan terutama dalam proses kegiatan belajar mengajar mendapat
implikasi yang cukup besar dengan munculnya TIK. Perubahan (kemajuan TIK) ini
melanda semua aspek kehidupan manusia, termasuk pendidikan/ pembelajaran.
Pendapat Rosenberg (2001) sebagaimana dikutip oleh M. Surya mengemukakan bahwa
pergeseran paradigma dalam proses pembelajaran adalah: (a) dari pelatihan ke
penampilan, (b) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (c) dari kertas ke
“online” atau saluran, (d) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja,
(e) dari waktu siklus ke waktu nyata. Ruang belajar atau ruang kelas, misalnya,
mempunyai pengertian yang sangat berbeda dewasa ini.[1]
Kondisi tersebut juga berdampak pada pembelajaran agama Islam.
Amin Abdullah menjelaskan bahwa Pendidikan agama yang selama ini berlangsung
di sekolah ataupun madrasah lebih banyak terkonsentrasi pada
persoalan-persoalan teoritis keagamaan yang bersifat kognitif semata.
Pendidikan agama kurang perhatian terhadap persoalan bagaimana mengubah
pengetahuan yang kognitif menjadi “makna” dan nilai yang perlu
diinternalisasikan dalam diri setiap peserta didik lewat berbagai cara, media
dan forum yang ada.[2]
Hal ini menunjukkan bahwa selama ini pembelajaran pendidikan agama Islam
berlangsung secara konvensional, dan lebih mementingkan hasil secara kognitif.
Mengacu pada tulisannya Dr. Anjali Khirwadkar bahwa ada beberapa Implikasi TIK dalam pendidikan agama Islam setidaknya berdampak pada perubahan paradigma pada guru, proses pembelajaran, dan pada lembaga
pendidikan
(ketersediaan sarana dan prasarana).
Kondisi seperti yang dijabarkan diatas menjadikan guru PAI
mempunyai kemampuan untuk menampilkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Namun harapan tersebut tidak sepenuhnya berhasil diwujudkan, karena realitas
memberi bukti bahwa guru PAI memiliki kualifikasi dan kompetensi yang sangat
beragam. Dan hal tersebut berkaitan dengan profesional guru yang bersangkutan.
Seorang guru yang profesional harus memiliki sifat dan sikap yang berbeda
dengan orang yang tidak profesional, meski mereka mengerjakan suatu pekerjaan
yang sama atau berada pada satu ruang kerja. Tidak jarang orang yang berlatar
belakang pendidikan yang sama dan bekerja pada tempat yang sama, tetapi
menampilkan kinerja profesional yang berbeda, serta berbeda pula pengakuan
masyarakat kepada mereka.[3]
Atas dasar itu, guru Pendidikan Agam Islam bisa memaksimalkan
Teknologi Informasi Pembelajaran Berbasis Internet sebagai sumber belajar dan
sebagai inovasi dalam menyampaikan materi pelajaran. Hal ini dikarenakan
fasilitas berupa internet akan memberikan kemudahan untuk mengakses berbagai
informasi tentang pendidikan yang secara langsung dapat meningkatkan
pengetahuan siswa dan keberhasilannya dalam belajar.
Aplikasi atau penerapan ICT C (Information Communication and
Technology Class) dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan cara:
a)
Memadukan
berbagai macam pendekatan dari bidang keagamaan, ekonomi, manajemen, psikologi,
rekayasa dan lain-lain secara bersistem;
b)
Memecahkan
masalah belajar pada manusia secara menyeluruh dan serempak, dengan
memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling berkaitan diantaranya;
c)
Menggunakan
teknologi sebagi proses dan produk untuk membantu memecahkan masalah belajar;
d)
Timbulnya
daya lipat atau efek sinergi, di mana penggabungan pendekatan dan atau
unsur-unsur mempunyai nilai lebih dari sekedar penjumlahan.[4]
Selanjutnya sudah saatnya proses pembelajaran PAI memanfaatkan ICT dalam
pembelajaran. Materi-materi dalam pembelajaran PAI dapat memanfaatkan media
pembelajaran berbasis TIK. Sebagai contoh: bagaimana membentuk kesadaran
keimanan peserta didik kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan tak-dir, atau yang kita sebut
dengan rukun iman. Namun hal-hal yang berkaitan dengan penumbuhan dan
pengembangan nilai-nilai aqidah dan akhlak, kalau dengan pen-dekatan teknologis
dirasa tidak cukup hanya dengan TIK, maka perlu ditambah dengan nasehat dan
contoh/teladan. Untuk materi ini Noeng Muhajir (1988) dalam Muhaimin
pembelajaran nilai lebih cocok dengan pendekatan strategi kon-vensional, yaitu
dengan jalan memberikan nasehat. Dengan kata lain, strategi ini ditempuh dengan
jalan memberitahukan secara langsung bagaimana cara memahami konsep-konsep
keimanan dan ketauhidan, nilai-nilai mana yang baik dan yang kurang baik.
Dengan demikian, pemanfaatan TIK dalam pembelajaran PAI cocok digunakan pada pembahasan Fiqh atau ibadah, Aqidah Akhlak, Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI), Qur’an Hadits dan materi lain yang sesuai.[5]
Proses integrasi teknologi
informasi dan komunikasi (ICT) dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
sekolah akan merubah paradigm pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teaching
center) menjadi berubah dengan berpusat pada peserta didik.
BAB III
SIMPULAN
Integrasi ICT dalam pembelajaran berpulang pada kemampuan guru
dalam menjalankannya. Tak heran jika kemudian Dr. Anjali Khirwadkar menguraikan
pentingnya pendidikan dan pelatihan bagi para guru dalam rangka menyukseskan
integrasi ICT dalam pembelajaran. Di sinilah tantangan yang dihadapi oleh para
guru PAI dalam meningkatkan kualitas pembelajarannya.
Pemanfaatan tekhnologi informasi dalam pembelajaran PAI pada masa
kini telah mengalami perkembangan, beragam bentuk system tekhnologi informasi
dapat dipergunakan untuk menunjang pembelajaran khususnya PAI seperti
penggunaan media power point, email, mailing list, web/blog, dan internet. Hal
ini sangat memberikan kemudahan dalam pembelajaran PAI sehingga guru dan siswa
dapat dengan mudah melaksanakan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arief
Furchan. Transformasi Pendidikan Islam di Indonesia (Anatomi Keberadaan
Madrasah dan PTAI). Yogyakarta; Gama Media, 2004.
Muhaimin,
Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di
Sekolah), Bandung; Remaja Rosdakarya, 2002.
Muhaimin.
Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam. (Pemberdayaan, Pengembangan
Kurikulum, hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan. Bandung: Yayasan
Nuansa Cen-dekia, 2003
Sudirman
Siahaan, Pemanfaatan teknolofi informasi dan komunikasi (TIK) dalam
pembelajaran, (Jakarta, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan
Kementrian Pendidikan Nasional, 2010.
Yusuf Hadi
Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Prenada Media,
2004.
[1]Sudirman
Siahaan, Pemanfaatan teknolofi informasi dan komunikasi (TIK) dalam
pembelajaran, (Jakarta, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan
Kementerian Pendidikan Nasional, 2010), h. 22.
[2]Muhaimin, Paradigma
Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah),
(Bandung; Remaja Rosdakarya, 2002), h. 90
[3]Arief Furchan. Transformasi
Pendidikan Islam di Indonesia (Anatomi Keberadaan Madrasah dan PTAI).
(Yogyakarta; Gama Media, 2004), h. 105
[5] Muhaimin. Arah
Baru Pengembangan Pendidikan Islam. (Pemberdayaan, Pengem-bangan Kurikulum,
hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan. (Bandung: Yayasan Nuansa
Cen-dekia, 2003), h. 92
Tidak ada komentar:
Posting Komentar