TUGAS
TERSTRUKTUR DOSEN PENGASUH
Evaluasi
Pendidikan Dr. Hj. Nuril Huda, M. Pd
PERANAN EVALUASI PENDIDIKAN
OLEH:
NORMALIANA
NIM. 1502521465
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2016
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucap Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa selalu
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat dan
salam atas junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta sahabat, kerabat dan orang-orang
yang mengikuti langkah beliau hingga akhir zaman. Sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Peranan Evaluasi Pendidikan “.
Penyusunan makalah
ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan dalam rangka memperbanyak ilmu pengetahuan
dan juga sebagai salah satu syarat yang wajib di penuhi. Penyusun sepenuhnya
sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya di
sebabkan keterbatasan pengetahuan penyusun oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi
kesempurnaan makalah ini yang akan datang.
Dalam proses
penyelesaian makalah ini kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
Ibu Dr.
Hj. Nuril Huda, M.Pd selaku dosen mata kuliah Evaluasi Pendidikan.
Akhirnya penyusun
mengharapkan semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi diri
penyusun dan juga bermanfaat bagi orang lain.
Banjarmasin, Juni
2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu komponen yang menjadi
sasaran peningkatan kualitas pendidikan adalah sistem pembelajaran di kelas.
Proses pembelajaran ini merupakan tanggungjawab guru dalam mengembangkan segala
potensi yang ada pada siswa. Tujuan pokok proses pembelajaran adalah untuk
mengubah tingkah laku siswa berdasarkan tujuan yang telah direncanakan dan
disusun oleh guru sebelum proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Perubahan
tingkah laku itu mencakup aspek intelektual.
Penilaian dalam proses pembelajaran
merupakan suatu proses untuk mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasi
informasi untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran sebagai tolak
ukur untuk memperbaiki tujuan pembelajaran yang lebih baik lagi dimasa yang
akan datang.
Sebagai bagian yang sangat penting
dari sebuah proses pembelajaran, penilaian dalam proses pembelajaran hendaknya
dirancang dan dilaksanakan oleh guru. Dengan melakukan penilaian dalam proses
pembelajaran, guru dapat mengetahui
tingkat keberhasilan proses pembelajaran dan akan memperoleh bahan masukan
untuk menentukan langkah selanjutnya. Akhirnya,
keefektifan suatu proses pembelajaran banyak ditentukan oleh peran penilaian
dalam proses pembelajaran itu sendiri. Penilaian
sebagai salah satu komponen utama proses pembelajaran harus dipahami,
direncanakan dan dilaksanakan dalam upaya mendukung keberhasilan peningkatan
mutu proses pembelajaran. Mengingat hal tersebut, perlu dilakukan penilaian
dalam proses pembelajaran secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai
alat pemantau tentang keefektifan proses belajar serta kemampuan peserta didik dalam belajar.
Penilaian dalam proses pembelajaran
merupakan bagian penting dari proses pembelajaran, karena itu hendaknya
dilakukan oleh guru agar dapat memperoleh informasi proses kemajuan belajar
siswa dan informasi keefektifan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Penilaian dalam proses pembelajaran
lebih dapat berfungsi memberikan informasi tentang siswa yang sudah memahami
materi atau yang belum menguasai. Dengan
demikian perlu diupayakan agar guru melakukan penilaian dalam proses
pembelajaran di samping melakukan penilaian hasil belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Peranan Evaluasi Pendidikan
1.
Pengertian, Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan
a.
Pengertian Evaluasi Pendidikan
Dilihat dari segi bahasa, evaluasi berasal dari kata Bahasa
Inggris; evaluation. Sedang dalam Bahasa Arab; al-Taqdir (التقدير), dan dalam Bahasa
Indonesia; penilaian,(KBBI:400) yang akar katanya adalah value (inggris),
al-Qimah (arab), nilai (Indonesia). (Anas Sudijono,2011:1) Sementara pendidikan
merupakan sebuah program. Program yang melibatkan sejumlah komponen yang
bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan.
Evaluasi pendidikan juga diartikan dengan proses untuk memberikan kualitas
yaitu nilai dari kegiatan pendidikan yang telah dilaksanakan, yang mana proses
tersebut berlangsung secara sistematis, berkelanjutan, terencana, dan
dilaksanakan sesuai dengan prosedur. ( Zaenal Arifin,2010:5-6)
Dari beberapa pendapat di atas, pendapat Robert O. Brinkerhoff
& Cs (1983) perlu diketahui. Ada sepuluh pertanyaan untuk mengetahui apa
yang dimaksud dengan evaluasi.
1)
Apa Arti Evaluasi?
2)
Untuk Apa Evaluasi?
Sriven (1967) membedakan antara evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif sebagai fungsi evaluasi yang utama. Fungsi formatif, dimana evaluasi
dipakai untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang berjalan
(program, orang, produk, dan sebagainya). Sedangkan fungsi sumatif menyangkut
evaluasi yang dipakai untuk pertanggungjawaban, keterangan, seleksi atau
lanjutan. Jadi, evaluasi hendaknya membantu pengembangan, implementasi,
kebutuhan suatu program, perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi,
motivasi, menambah pengetahuan dan dukungan dari mereka yang terlibat.
3)
Apa Objek Evaluasi?
Hampir semua unit training dapat dijadikan objek suatu evaluasi.
Siswa atau mahasiswa sudah merupakan objek yang populer bagi evaluasi
pendidikan. Yang lain-lainnya
seperti proyek atau program institusi pendidikan yang sekarang menjadi obyek
evaluasi yang semakin populer. (Farida Yusuf,2008: 4)
4)
Aspek dan Dimensi Objek Apa yang Akan Dievaluasi?
Akhir-akhir ini, usaha evaluasi ditujukan untuk memperbanyak
variabel evaluasi dalam bermacam-macam model evaluasi. Model CIPP dari
Stufflebeam mengemukakan evaluasi yang berfokus pada empat aspek, yaitu:
konteks, input, proses, implementasi, dan produk.
Evaluasi lengkap terhadap evaluasi pendidikan akan menilai misalnya
manfaat tujuannya, mutu rencana, sampai sejauh mana tujuan dijalankan, dan mutu
hasilnya. Jadi, evaluasi hendaknya berfokus pada tujuan dan kebutuhan, desain
training, implementasi, transaksi, dan hasil training. (Farida Yusuf,2008:5)
5)
Kriteria Apa yang Dipakai untuk Menilai Suatu Objek?
Tampaknya ada persetujuan di antara ahli evaluasi bahwa kriteria
yang dipakai untuk menilai suatu objek tertentu hendaknya ditentukan dalam konteks tertentu dan fungsi
evaluasinya. Jadi hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan kriteria penilaian suatu
objek ialah:
a) Kebutuhan, ideal, dan
nilai-nilai
b) Penggunaan yang optimal
dari sumber-sumber dan kesempatan
c) Ketepatan efektivitas
training
d) Pencapaian tujuan yang telah dirumuskan dan
tujuan penting lainnya. Kriteria yang ganda hendaknya sering dipakai.
6)
Siapa yang Harus Dilayani oleh Evaluasi?
Supaya evaluasi betul-betul bermanfaat, maka evaluasi itu harus
berguna untuk audiensi khusus. Kebanyakan literatur evaluasi tidak menyarankan
siapa audiensi yang tepat. Namun ada tiga hal yang diusulkan Farida Yusuf
Tayibnapis, yaitu:
a)
Evaluasi dapat mempunyai lebih dari seorang audiensi
b)
Masing-masing audiensi mungkin punya kebutuhan yang berbeda
c)
Audiensi khusus kebutuhannya harus dirumuskan dengan jelas pada
waktu memulai rencana evaluasi. (Farida Yusuf,2008:6)
7)
Apa Langkah-Langkah dan Prosedur yang dalam Evaluasi?
Proses melakukan evaluasi mungkin saja berbeda sesuai persepsi
teori yang dianut, ada bermacam-macam cara. Namun evaluasi harus memasukkan
ketentuan dan tindakan sejalan dengan fungsi evaluasi, yaitu:
a)
Memfokuskan evaluasi
b)
Mendesain evaluasi
c)
Mengumpulkan informasi
d)
Menganalisis informasi
e)
Melaporkan hasil evaluasi
f)
Mengelola evaluasi
g)
Mengevaluasi evaluasi
8)
Metode Apa yang Akan Digunakan dalam Evaluasi?
9)
Siapa yang Akan Melakukan Evaluasi?
Untuk menjadi evaluator yang kompeten dan dapat diandalkan, ia
harus mempunyai kombinasi berbagai ciri, antara lain: mengetahui dan mengerti
teknik pengukuran dan metode penelitian, mengerti tentang kondisi sosial dan
hakikat objek evaluasi, mempunyai kemampuan human relation, serta bertanggung
jawab. Karena sulit mencari orang yang mempunyai begitu banyak kemampuan, maka
sering evaluasi dilakukan oleh suatu tim.
10)
Apa Standar untuk Menilai Evaluasi?
Akhir-akhir ini telah dicoba pengembangan standar untuk kegiatan
evaluasi pendidikan. Standar yang paling komprehensip dan rinci dikembangkan
oleh Committee on Standard for Educational Evaluation (Joint Committee, 1981)
dengan ketuanya Daniel Stufflebeam, yaitu:
a) Utility (bermanfaat dan
praktis)
b) Accuracy (secara teknik
tepat)
c) Feasibility (realistik
dan teliti)
d) Proppriety (dilakukan
dengan legal dan etik)
Tidak ada satu evaluasi pun dapat diharapkan mencapai standar
tersebut, dan sampai sejauh mana
kesepakatan evaluator akan kepentingan standar tersebut masih perlu ditentukan.
Lee J. Cronbach (1980) mengatakan bahwa standar yang digunakan untuk melakukan
evaluasi mungkin tak sepenting konsekuensinya. Ia mengatakan evaluasi yang baik
ialah yang memberikan dampak positif pada perkembangan program.
Dari beragam pendapat di atas, penulis menangkap bahwa yang
dimaksud dengan evaluasi pendidikan adalah suatu kegiatan (proses) yang
dilaksanakan oleh lembaga pendidikan, dan tenaga ajar untuk menilai kegiatan
pendidikan secara berkesinambungan dan sistematis.
Proses melakukan evaluasi mungkin saja berbeda sesuai persepsi teori
yang dianut, ada bermacam-macam cara. Namun evaluasi harus memasukkan ketentuan
dan tindakan sejalan dengan fungsi evaluasi, yaitu:
1)Memfokuskan
evaluasi
2)
Mendesain evaluasi
3)
Mengumpulkan informasi
4)
Menganalisis informasi
5)
Melaporkan hasil evaluasi
6)
Mengelola evaluasi
7)
Mengevaluasi evaluasi
Dari beragam pendapat di atas, penulis menangkap bahwa yang
dimaksud dengan evaluasi pendidikan adalah suatu kegiatan (proses) yang
dilaksanakan oleh lembaga pendidikan, dan tenaga pengajar
untuk menilai kegiatan pendidikan secara berkesinambungan dan sistematis.
b.
Tujuan Evaluasi Pendidikan
Menurut Anas Sudijonno, tujuan evaluasi pendidikan terbagi menjadi
dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1)
Tujuan umum evaluasi
pendidikan bertujuan untuk memperoleh data pembuktian, yang akan menjadi
petunjuk sampai di mana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta
didik dalam pencapaian tujuan kurikuler serta bertujuan untuk mengukur, menilai
tingkat efektifitas mengajar dan metode yang telah diterapkan oleh pendidik
dalam proses pendidikan.
2)
Tujuan khusus adalah evaluasi pendidikan bertujuan untuk memberikan
rangsangan kepada peserta didik dalam menempuh program pendidikan (memunculkan
sikap untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasi), serta bertujuan untuk
mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan atau
ketidakberhasilan peserta didik dalam melaksanakan proses pendidikan.(Anas
Sudijono,2015:16-17)
Lebih singkatnya, Worten, Blaine R, dan James R, Sanders (1987)
merumuskan tujuan evaluasi pendidikan sebagai berikut:
1)
Membuat kebijaksanaan dan keputusan.
2)
Menilai hasil belajar yang dicapai para pelajar.
3)
Menilai kurikulum.
4)
Memberi kepercayaan kepada sekolah.
5)
Memonitor dana yang telah diberikan.
6)
Memperbaiki materi dan program pendidikan.(Farida Yusuf,2000:3)
c.
Fungsi Evaluasi Pendidikan
Evaluasi mempunyai fungsi yang bervariasi di dalam proses belajar
mengajar, yaitu sebagai berikut:
1)
Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai
pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang
guru.
2)
Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam
melakukan kegiatan belajar.
3)
Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar.
4)
Sebagai sarana umpan balik seorang guru, yang bersumber dari siswa.
5)
Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
6)
Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua
siswa.
Menurut Nana Sudjana (1991:11) penilaian
yang dilakukan terhadap proses belajar mengajar berfungsi sebagai berikut :
a.
Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan
instruksional khusus.
Dengan fungsi ini dapat diketahui tingkat penguasaan bahan pelajaran yang
dikuasai oleh para siswa. Dengan kata lain, dapat diketahui hasil belajar yang
dicapai para siswa.
b.
Untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar
yang telah dilakukan guru. Dengan fungsi ini guru dapat mengetahui berhasil
tidaknya pengajaran. Rendahnya
hasil belajar yang dicapai siswa tidak
semata-mata disebabkan kemampuan siswa, tetapi juga bisa disebabkan kurang
berhasilnya guru mengajar. Melalui penilaian , berarti menilai kemampuan guru
itu sendiri dan hasilnya dapat dijadikan bahan dalam memperbaiki tindakan
mengajar berikutnya. (Djamarah,2010: 249)
Selain pendapat diatas, dengan cara lain dapat
dikatakan bahwa tujuan dan fungsi
evaluasi sebagai selektif, diagnostik, penempatan, dan untuk
pengukur keberhasilan.
a.
Selektif
Evaluasi
untuk keperluan seleksi dalam rangka untuk :
1. Memilih siswa yang dapat diterima disekolah
tertentu
2. Memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau
tingkat berikutnya.
3. Memilih siswa yang seharusnya mendapat
beasiswa.
4. Memilih siswa yang sudah berhak
meninggalkan sekolah.
b. Diagnostik
Evaluasi
diagnostik ini berfungsi untuk mengetahui kelemahan siswa dan sebab-sebabnya
serta kebaikan akhirnya guru akan menetapkan cara untuk memperbaiki kelemahan
siswa tersebut. Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih mudah
mencari cara untuk mengatasinya.
c. Penempatan
Penempatan
dilaksanakan untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa
harus ditempatkan serta dapat mengikuti pendidikan pada jenis/ jenjang yang
sesuai dengan bakat, minat serta kemampuan peserta didik. Sekelompok siswa yang
mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam
belajar.
d. Pengukur keberhasilan.
Pengukur keberhasilan untuk mengetahui sejauh mana
suatu program berhasil diterapkan. (Suharsimi Arikunto,2013:18-19)
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat dipahami bahwa tujuan
dan fungsi evaluasi adalah sebagai
alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan,
nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru, untuk
mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar,mengetahui
tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar, sebagai
sarana umpan balik seorang guru, yang bersumber dari siswa, sebagai
alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa, dan sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua.
Ada tiga
faktor yang perlu dipahami oleh seorang guru dalam proses pembelajaran. Tiga
faktor ini memiliki posisi strategis guna membawa siswa dalam mencapai satu
tahapan mampu melakukan perubahan perilaku. Ketiga faktor yang dimaksud, yaitu
metode evaluasi, cara belajar, dan tujuan pembelajaran.
Metode evaluasi
|
Tujuan belajar
|
Cara Belajar
|
Seorang guru perlu memahami metode
evaluasi. Adapun yang dimaksud dengan metode evaluasi adalah cara-cara evaluasi
yang digunakan oleh seorang guru agar memperoleh informasi yang diperlukan.
Dari pemahaman bermacam-macam metode evaluasi tersebut, kemudian dipilih yang
tepat untuk dapat diterapkan kepada peserta didik. (Sulistyorini, 2009: 66)
Menurut Acman (1960), tujuan pendidikan secara
umum berasal dari tiga sumber, yaitu a) study of the pupil, b) study of the
society in which they live, and c) the judgment of the informad educational
specialist. Tujuan pendidikan dapat ditunjukan tiga macam sumber yaitu a)
pembelajaran bagi siswa b) pembelajaran dari masyarakat di mana mereka hidup,
dan c) dari pertimbangan para ahli pendidikan. (Sulistyorini, 2009: 67)
B.
Mengidentifikasi Perubahan
Perilaku
Perubahan perilaku yang
telah direncanakan secara sistematis oleh seorang guru sebagai akibat
pengalaman pendidikan dapat diungkap melalui proses evaluasi yang dibedakan
dalam dua cara, yaitu a) proses testing (testing procedures), dan b) proses
nontesting.
Testing prosedur,
termasuk tes yang direncana dan dikembangkan oleh seorang guru, maupun oleh
para ahli evaluasi yang mendalami dan menekuni masalah tes dan ujian. Yang
termasuk testing prosedur ini di antaranya ialah tes yang menggunakan a) papers
and pencils (kertas dan pensil), b) tes tertulis, c) tes lisan, d) tes
penampilan.
Yang termasuk proses
nontesting diantaranya cara mengekplorasi informasi atau data tidak melalui
tes: a) wawancara, b) anecdotal recodrs, sosiometri, kuesioner, metode rengking, data rating. Proses ini pada umumnya
berusaha meringkas hasil dari sampel dari peserta didik.
Ada dua hambatan yang mencegah terjadinya evaluasi yang komprehensif terhadap tujuan pendidikan yang ditetapkan. Pertama,
kesulitan menerjemahkan tujuan pendidikan kedalam sikap, minat dan perilaku
siswa. Sering kali terjadi perubahan yang terindentifikasi tidak mendalam dan
cenderung hanya secara kasar saja. Kedua, kadang perubahan total yang
diinginkan pada siswa mungkin tidak terobservasi sampai jangka waktu yang lama,berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun selama mengikuti proses pendidikan. Seharusnya guru
melihat perubahan pada siswa melalui beberapa aspek, diantaranya penguasaan
ilmu pengetahuan, keterampilan, dan terpuruknya rasa saling dengan sesama
siswa.
Guru dapat mulai dari
menghafal para siswanya, seperti nama alamat, pengalaman sekolah, nama orang
tua, pekerjaan orang tua, hobi, dan lain sebagainya. Nama-nama siswa perlu
dihafalkan agar merasa dekat dan kaitannya dengan moral antara guru dan siswa.
Dengan mengamati, guru pun dan dapat memahami kondisi sosial ekonomi, tingkah
laku sisswa, kondisi fisik, pendidikan latihan (training) yang telah di ikuti
bahkan hobi dan harapan siswa pada masa mendatang.
Dasar pertimbangan
dalam menentukan apakah siswa masuk kategori pandai, sedang, atau lemah dalam
proses belajar mengajar dapat diungkapkan melalui evaluasi yang insentif dengan
menerapkan teknik-teknik yang tepat. Mengenal siswa perlu waktu lama dan teknik
yang komplek. Untuk mencapai pengenalan siswa yang mendekati benar, merupakan
kombinasi antara ketrampilan guru, observasi yang cermat, instrumen tes yang
baku, dan keterampilan klinis yang memadai. (Sulistyorini, 2009 : 71-74)
C. Tiga Batasan Penting dalam Evaluasi
Ada
tiga batasan dalam evaluasi yang memiliki makna yang berbeda, tapi sering
diartikan sama oleh tenaga pendidik. Adapun tiga batasan tersebut adalah ,
evaluasi, pengukuran, dan tes.
1. Evaluasi
Evaluasi
menurut Bloom (1971) “Evaluation,
as the systematic collection of evidence to determine whether in fact certain
changes are taking place in the learners as well as to determine the amount or
degree of change in individual students.” Artinya : Evaluasi, sebagaimana
kita lihat adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan
apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan
sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa. Sedangkan Stufflebeam
(1971)“Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing
useful information for judging decision alternatives.”Artinya: Evaluasi
merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang
berguna untuk menilai alternative keputusan.
2.
Pengukuran (measurement)
Pengukuran (measurement) menurut Wandt dan Brown (1977)
mengatakan bahwa : Measurement means the act or process of axestaining the
extent or quantity of something. Pengukuran adalah suatu tindakan atau
proses untuk menentukan luas kuantitas dari sesuatu.
3. Tes
Tes adalah suatu alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka
pengukuran dan penilaian . Menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya berjudul Psychological
Testing yang dimaksud dengan tes
adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta
dapat betul-betul digunakan untuk dapat mengukur dan membandingkan keadaan
psikis atau tingkah laku individu.
Adapun menurut F.I Goodenough, tes adalah
suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau
sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka, satu
dengan yang lain. ( Anas Sudijono,2015: 66-67). Cronbach (1984) mengemukakan
bahwa a test is a systematic prosedur for observing behavior and describing
it with the aid of numerical scales or fixed categories yang artinya tes
merupakan proses pengamatan yang sistematis untuk mengetahui tingkah laku atau
kemampuan siswa dan menggambarkannya dengan skala atau kategori-kategori yang
pasti.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat dipahami bahwa
tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh)
dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan, dalam bentuk
pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan yang harus
dijawab atau perintah-perintah yang harus dikerjakan sehingga dapat dihasilkan
nilai yang dapat melambangkan tingkah laku atau prestasi, nilai mana yang
dapat dibandingkan dengan nilai standar tertentu.
D.Hubungan antara Tujuan, KBM dan Evaluasi
Ada satu prinsip umum dan penting dalam
kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat tiga komponen (
Suharsimi, 2013: 38-39),yaitu antara lain :
a). Tujuan Pembelajaran
b). Kegiatan Pembelajaran atau KBM
c). Evaluasi.
Triangulasi tersebut dapat dilihat pada
bagan berikut :
Tujuan
|
Evaluasi
|
KBM
|
Penjelasan dari bagan triangulasi adalah demikian:
1.
Hubungan antara Tujuan dengan KMB
Kegiatan belajar-mengajar yang
dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada
tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, anak panah yang menunjukan
hubungan antar keduannya mengarah pada tujuan dengan makna bahwa KBM mengacu
pada tujuan, tetapi juga mengarah dari tujuan ke KBM, menunjukan langkah dari
tujuan dilanjutkan pemikirannya ke KBM. Jadi kegiatan belajar mengajar yang ideal adalah harus sesuai dengan tujuan
yang diinginkan.
2.
Hubungan antar Tujuan dengan
Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan
data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah tercapai. Dengan demikian maka
anak panah berasal dari evaluasi menuju ketujuan. Di sisi lain, jika dilihat
dari langkah, dalam menyusun alat evaluasi ia mengacu pada tujuan yang sudah
dirumuskan. Jadi seharusnya seorang guru harus mengacu kepada tujuan yang telah
dirumuskan dalam mengadakan evaluasi. Agar terjalin kerjasama yang sejalan
antara tujuan dan evaluasi yang nantinya akan menghasilkan sasaran yang
diharapkan.
3.
Hubungan antar KBM dengan Evaluasi
Seperti yang sudah disebutkan dalam
nomer (1), KBM dirancang dan disusun dengan mengacu pada tujuan yang telah
dirumuskan. Telah disebutkan pula dalam nomer (2) bahwa alat evaluasi juga
disusun dengan mengacu pada tujuan. Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga
harus mengacu atau disesuaikan dengan KBM yang dilaksanakan. Sebagai misal,
jika kegiatan belajar-mengajar dilakukan oleh guru dengan menitik beratkan pada
keterampilan, evaluasinya juga harus mengukur tingkat keterampilan siswa,
bukannya aspek pengetahuan.
Kecenderungan
yang terdapat dalam praktek sekarang ini adalah bahwa evaluasi hasil belajar
hanya dilakukan dengan tes tertulis, dan menekankan aspek pengetahuan saja.
Hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek lain, kurang mendapatkan perhatian
dalam evaluasi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
Evaluasi merupakan proses yang
sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan,
mengintepretasikan dan menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai dasar
membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya.
Adapun fungsi, makna dan tujuan evaluasi yang telah di
paparkan di atas mengandung inti bahwa evaluasi dijadikan sebagai tolak ukur
pembelajaran.
Peranan evaluasi dalam pendidikan
yakni menjadi dasar pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan, mengukur
prestasi siswa, mengevaluasi kurikulum, mengakreditasi sekolah, memantau
pemanfaatan dana masyarakat, memperbaiki materi dan program pendidikan.
Evaluasi pembelajaran berfungsi untuk pengembangan dan akreditasi.
Perubahan perilaku yang
telah direncanakan secara sistematis oleh seorang guru sebagai akibat
pengalaman pendidikan dapat diungkap melalui proses evaluasi yang dibedakan
dalam dua cara, yaitu a) proses testing (testing procedures), dan b) proses
nontesting.
Ada tiga batasan dalam evaluasi yang memiliki makna
yang berbeda, tapi sering diartikan sama oleh tenaga pendidik. Adapun tiga
batasan tersebut adalah , evaluasi, pengukuran, dan tes.
Adapun prinsip umum
dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau
hubungan erat tiga komponen itu adalah :
a). Tujuan Pembelajaran
b). Kegiatan Pembelajaran atau KBM
c). Evaluasi
Jadi hendaknya seorang tenaga pendidik
dapat mengaplikasikan evaluasi terhadap kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan di suatu lembaga pendidikan karena dengan adanya evaluasi ini akan
dapat menunjang kualitas dan mutu pendidikan kita. Sebagaimana evaluasi hasil
belajar dan pembelajaran yang telah diuraikan diatas sangatlah penting karena
dengan adanya hal tersebut kita dapat
belajar bagaimana cara mengevalausi dari kegiatan belajar mengajar apakah sudah dapat mencapai tujuan yang
diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi . 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi
2. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2004. Evaluasi Program Pendidikan: Panduan
Teoritis Praktis bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Bloom.B.S. 1971. Handbook on
Formative and Sumative Evaluation of Studen Learning,Mc. Coumbus Ohio:
Graw-Hill Book Company.
Cronbach, Lee J. 1984. Essential of Psychological Testing. New
York: Harper & Row Publisher
Daryanto. 2001. Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah. S.2010. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta Rineka Cipta
Purwanto.1990. Prinsif-Prinsif Dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: Rosdakarya.
Stufflebeam,D.L,Foley.1971.Educational Evaluation and Decision Making.
Testing. New York: Harper & Row Publisher
Sudijono, Anas. 2015. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sulistyorini. 2009. Evaluasi Pendidikan: Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit TERAS.
Tayibnapis, Farida Yusuf. 2000. Evaluasi Program dan Instrument
Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Zaenal Arifin. 2010. Evaluasi Pembelajaran.Cet.2 Bandung:Rosda